HEPATITIS
Disusun
Oleh :
Kelompok
3
1.
Anindita
Amalia Rizky (14.401.16.004)
2.
Ardita
Cahyani (14.401.16.007)
3.
Azizatul
Muniro (14.401.16.010)
4.
Dias
Mutiara Kasih (14.401.16.014)
5.
Haqiqi
Nuur Firdausi (14.401.16.036)
6.
Indah
Lestari (14.401.16.042)
AKADEMI
KESEHATAN RUSTIDA
PRODI DIII KEPERAWATAN
GLENMORE-BANYUWANGI
2017/2018
PRODI DIII KEPERAWATAN
GLENMORE-BANYUWANGI
2017/2018
KATA
PENAGNTAR
Puji syukur
kehadirat Allah Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyusun makalah tentang
“HEPATITIS”.
Dalam
proses penyusunan makalah ini tentunya kami kelompok 3 mengalami berbagai
masalah. Namun berkat arahan dan dukungan dari teman-teman kelas 1A akhirnya
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Pada
kesempatan ini, kami kelompok 3
mengucapkan terima kasih kepada dosen mata perkuliahan “PATOFISIOLOGI”, yaitu
Ibu Ns. Roshinta S. A., M.Kep yang telah membimbing kami dalam proses
penyusunan makalah ini.
Kami
sebagai penyusun menyadari makalah ini
masih belum sempurna, baik dari isi maupun penjelasan dari makalah ini, maka
dari itu kami kelompok 3 meminta maaf
jika makalah kami masih banyak kekurangannya apabila ada kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini kami mengucapkan terima kasih.
Krikilan, 10 Maret 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR......................................................................................................
i
DAFTAR ISI....................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
belakang.........................................................................................................
1
1.2. Rumusan
masalah....................................................................................................
1
1.3. Tujuan......................................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi hepatitis......................................................................................................
2
2.2.
Etiologi.....................................................................................................................
2
2.3.
Manifestasi klinis......................................................................................................
3
2.4.
Patofisiologi dan pathway.........................................................................................
5
2.5.
Penatalaksanaan........................................................................................................
6
2.6.
Komplikasi................................................................................................................
9
BAB III PENUTUP
3.1.
Kesimpulan................................................................................................................
10
3.2.
Saran..........................................................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
11
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
belakang
Hepatitis merupakan
inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi
atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati. Hepatitis
virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus,
identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A, B, C,
D, E, F dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus akut (Ester, 2002) .
Penyakit hepatitis
merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati diseluruh dunia. Penyakit
ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit hepatits ataupun gejala
sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya (Sudoyo, 2007) . Infeksi virus
hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati bahkan kanker
hati. Masalahnya, sebagian besar infeksi hepatitis tidak menimbulkan gejala dan
baru terasa 10-30 tahun kemudian saat infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala
timbul, antara lain badan terasa panas, mual, muntah, mudah lelah, nyeri
diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua,
kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning.
Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan. (Smeltzer,
2002)
1.2.
Rumusan
masalah
1. Apakah definisi
hepatitis ?
2. Apakah
etiologi hepatitis ?
3. Apakah
manifestasi klinis hepatitis ?
4. Apa
patofisiologi hepatitis ?
1.3.
Tujuan
1. Mahasiswa
mampu memahami definisi hepatitis.
2. Mahasiswa
mampu memahami etiologi hepatitis.
3. Mahasiswa
mampu memahami manifestasi klinis hepatitis.
4. Mahasiswa
mampu memahami patofisiologi hepatitis.
BAB I
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
Definisi
Hepatitis
Hepatitis adalah keadaan radang
atau cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau alkohol (Sudoyo, 2007)
Hepatitis adalah infeksi
sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang
khas (Wening, 2008) .
Hepatitis merupakan suatu peradangan hati yang dapat disebabkan oleh
infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati (Corwin, 2001)
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai
nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan
klinis, biokimia serta seluler yang khas. Hepatitis virus yang sudah
teridentifikasi secara pasti adalah hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis A dan
E mempunyai cara penularan yang serupa (jalur vekal-oral) sedangkan hepatitis
B, C dan D mempunyai banyak karakteristik yang sama
2.2
Etiologi
1.
Hepatitis A
Nama virusnya HAV/Hepatitis infeksiosa dengan agen virus RNA untai tunggal
dan disebabkan oleh virus RNA dari famili enterovirus serta dapat terjadi pada
usia anak-anak & dewasa muda. Cara penularan fekal-oral, makanan, penularan
melalui air, parenteral (jarang), seksual (mungkin) dan penularan melalui
darah. Masa inkubasi 15-45 hari, rata-rata 30 hari pada usia anak-anak dan
dewasa muda. Resiko penularan pada sanitasi buruk, daerah padat seperti rumah
sakit, pengguna obat, hubungan seksual dengan orang terinfeksi dan daerah
endemis. Tanda dan gejala dapat terjadi dengan atau tanpa gejala, sakit mirip
flu.
Virus ini merupakan virus RNA kecil berdiameter 27 cm yang dapat dideteksi didalam feses pada masa
inkubasi dan fase praikterik. Awalnya kadar antibodi IgM anti-HAV meningkat
tajam, sehingga memudahkan untuk mendiagnosis secara tepat adanya suatu inveksi
HAV. Setelah masa akut antibodi IgG anti-HAV menjadi dominan dan bertahan
seterusnya hingga menunjukkan bahwa penderita pernah mengalami infeksi HAV di
masa lampau da memiliki imunitas sedangkan keadaan karier tidak pernah
ditemukan.
Manifestasi kliniknya banyak pasien tidak tampak ikterik dan tanpa gejala. Ketika
gejalanya muncul bentuknya berupa infeksi saluran nafas atas dan anoreksia yang
terjadi akibat pelepasan toksin oleh hati yang rusak atau akibat kegagalan sel
hati yang rusak untuk melakukan detoksifikasi produk yang abnormal. Gejala
dispepsia dapat ditandai dengan rasa nyeri epigastium,mual, nyeri ulu hati dan
flatulensi. Semua gejala akan hilang setelah fase ikterus.
2.
Hepatitis B
Nama virusnya HBV/Hepatitis serum dengan agen virus DNA berselubung ganda
yang dapat terjadi pada semua usia. Cara penularannya parenteral (fekal-oral)
terutama melalui darah, kontak langsung, kontak seksual, oral-oral dan
perinatal. Masa inkubasinya 50-180 hari dengan rata-rata 60-90 hari. Resiko
penularan pada aktivitas homoseksual, pasangan seksual multipel, pengguna obat
melalui suntikan IV, hemodialisis kronis, pekerja layanan kesehatan, tranfusi
darah dan bayi lahir dengan ibu terinfeksi. Bisa terjadi tanpa gejala akan
tetapi bisa timbul atralgia dan ruam. Dapat juga mengalami penurunan selera
makan, dispepsia, nyeri abdomen, pegal-pegal menyeluruh, tidak enak badan dan
lemah. Apabila ikterus akan disertai dengan tinja berwarna cerah dan urin
berwarna gelap. Hati penderita akan terasa nyeri tekan dan membesar hingga
panjangnya mencapai 12-14 cm, limpa membesar dan kelenjar limfe servikal
posterior juga membesar.
Virus hepatitis B merupakan virus DNA yang tersusun dari partikel HbcAg,
HbsAg, HbeAg dan HbxAg. Virus ini mengadakan replikasi dalam hati dan tetap
berada dalam serum selama periode yang relatif lama sehingga memungkinkan
penularan virus tersebut.
3.
Hepatitis C
Nama virusnya RNA HCV/sebelumnya NANBH dengan agen virus RNA untai tunggal
yang dapat terjadi pada semua usia. Cara penularan terutama melalui darah
hubungan seksual dan perinatal. Masa inkubasinya 15-160 hari dengan rata-rata
50 hari. Resiko penularannya pada pengguna obat suntik, pasien hemodialisis,
pekerja layanan keehatan, hubungan seksual, resipien infeksi sebelum Juli 1992,
resipien faktor pembekuan sebelum tahun 1987 dan bayi yang lahir dari ibu terinfeksi. HCV merupakan virus RNA rantai tunggal, linear
berdiameter 50-60 nm. Pemeriksaan imun enzim untuk mendeteksi antibodi terhadap
HCV banyak menghasilkan negatif-palsu sehingga digunakan pemeriksaan rekombinan
suplemental (recombinant assay, RIBA).
4.
Hepatitis D
Nama virusnya RNA HDV/agen delta atau HDV (delta) dengan agen virus RNA
untai tunggal, dapat terjadi pada semua usia. Cara penularan terutama darah
tapi sebagian melalui hubungan seksual dan parenteral. Masa inkubasinya 30-60
hari, 21-140 hari rata-rata 40 hari yang terjadi pada semua usia. Resiko
penularan pada pengguna obat IV, penderita hemovilia dan resipien konsentrat
faktor pembekuan. Hepatitis D terdapat pada
beberapa kasus hepatitis B. Karena memerlukan antigen permukaan hepatitis B untuk
replikasinya, maka hanya penderita hepatitis B yang beresiko terkenahepatitis
D. Antibodi anti-delta dengan adanya BBAg pada pemeriksaan laboratorium
memastikan diagnosis tersebut. Gejala hepatitis D serupa hepatitis B
kecuali pasiennya lebih cenderung untuk menderita hepatitis fulminan dan
berlanjut menjadi hepatitis aktif yang kronis serta sirosis hati.
5.
Hepatitis E
Nama virusnya RNA HEV/agen penyebab utama untuk NANBH dengan agen virus RNA
untai tunggal tak berkapsul. Cara penularan fekal-oral dan melali air, bisa
terjadi pada dewasa muda hingga pertengahan. Masa inkubasinya 15-60 hari,
rata-rata 40 hari. Resiko penularannya pada air minum terkontaminasi dan
wisatawan pada daerah endemis. HEV merupakan suatu virus rantai
tunggal yang kecil berdiameterkurang lebih 32-34 nm dan tidak berkapsul. HEV
adalah jenis hepatitis non-A, non-B, pemeriksaan serologis untuk HEV
menggunakan pemeriksaan imun enzim yang dikodekan khusus.
2.3
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis hepatitis menurut (Sudoyo, 2007) terdiri dari:
1. Masa tunas
Virus A :15-45 hari
(rata-rata 25 hari)
Virus B :40-180 hari
(rata-rata 75 hari)
Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
2. Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya
tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari.
Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas
(ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang,
bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar
39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan
gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
3. Fase Ikterik
Urine berwarna
seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan
bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I,
kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai
gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2
minggu.
4. Fase penyembuhan
Dimulai saat
menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul
bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik.
Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas
dan lekas capai.
2.4
Patofisiologi
dan Pathway
1.
Patofisiologi
Inflamasi yang
menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh
reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar
dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah
sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada
hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini
menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya,
sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan
digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar
klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal. Inflamasi
pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan
peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut
kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri
di uluh hati.
Timbulnya
ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang
belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena
adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi
kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga
terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna
dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan
sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi
(bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin
direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran
dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung
sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena
bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam
kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap.
Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam
empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
2.
Pathway
2.5
Penatalaksanaan
1.
Medis
a.
Pencegahan
1)
Hepatitis virus
B. penderita hepatitis sampai enam bulan sebaiknya tidak menjadi donor darah
karena dapat menular melalui darah dan produk darah.
2)
pemberian
imonoglubin dalam pencegahan hepatitis infeksiosa memberi pengaruh yang baik.
Diberikan dalam dosis 0,02ml / kg BB, intramuskular.
b.
Obat-obatan terpilih
1)
Kortikosteroid.
Pemberian bila untuk penyelamatan nyawa dimana ada reaksi imun yang berlebihan.
2)
Antibiotik,
misalnya Neomycin 4 x 1000 mg / hr peroral.
3)
Lactose 3 x
(30-50) ml peroral.
4)
Vitamin K dengan
kasus kecenderungan perdarahan 10 mg/ hr intravena.
5)
Roboransia.
6)
Glukonal
kalsikus 10% 10 cc intavena (jika ada hipokalsemia)
7)
Sulfas
magnesikus 15 gr dalam 400 ml air.
8)
Infus glukosa
10% 2 lt / hr.
c.
Istirahat, pada
periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat.
d.
Jika penderita tidak napsu makan atau muntah – muntah
sebaiknya di berikan infus glukosa. Jika napsu makan telah kembali diberikan
makanan yang cukup
e.
Bila penderita dalam keadaan prekoma atau koma,
berikan obat – obatan yang mengubah susunan feora usus, misalnya neomisin atau kanamycin samapi dosis total 4-6 mg / hr. laktosa
dapat diberikan peroral, dengan pegangan bahwa harus sedemikian banyak sehingga
Ph feces berubah menjadi asam.
2.
Keperawatan
a.
Tirah baring dan selanjutnya aktivitas pasien dibatasi
sampai gejala pembesaran hati kenaikan bilirubin kembali normal.
b.
Nutrisi yang adekuat
c.
Pertimbangan psikososial akibat pengisolasian dan
pemisahan dari keluarga sehingga diperlukan perencanaan khusus untuk
meminimalkan perubahan dalam persepsi sensori.
d.
Pengendalian dan pencegahan
2.6
Komplikasi
Hepatitis fulminan ditandai dengan gejala dan tanda gagal hati akut,
penciutan hati, kadar bilirubin serum meningkat cepat,pemanjangan waktu
protrombin dan koma hepatikum. Prognosis adalah kematian pada 60-80% pasien.
Komplikasi tersering adalah perjalanan klinis yang lebih lama hngga berkisar
dari 2-8 bulan. Sekitar 5-10% paasien heatitis virus mengalami kekambuhan
setelah sembuh dari serangan awal. Sejumlah kecil pasien akan
mengalami hepatitis agresif atau kronis aktif bila terjadi kerusakan hati
seperti digerogoti (piece meal) dan terjadi sirosis. Terapi kortikosteroid
dapat memperlambat perluasan cidera hati namun prognosisnya tetap buruk.
Komplikasi lanjut hepatitis yang bermakna adalah berkembangnya karsinoma
heatoseluler sekunder.
Komplikasi hepatitis menurut (Sudoyo, 2007) adalah:
1.
Ensefalopati
hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia
serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik.
2.
Kerusakan
jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit
ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.
3.
Komplikasi yang
sering adalah serosis, pada serosis kerusakan sel hati akan diganti oleh
jaringan parut (sikatrik) semakin parah kerusakan, semakin beras jaringan parut
yang terbentuk dan semakin berkurang jumlah sel hati yang sehat.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Hepatitis adalah keadaan
radang atau cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau alkohol (Sudoyo, 2007) . Hepatitis adalah infeksi sistemik oleh
virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Wening, 2008) .
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai
nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan
klinis, biokimia serta seluler yang khas. Hepatitis virus yang sudah
teridentifikasi secara pasti adalah hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis A dan
E mempunyai cara penularan yang serupa (jalur vekal-oral) sedangkan hepatitis
B, C dan D mempunyai banyak karakteristik yang sama
3.2.
Saran
Dalam hal ini yang perlu kita lakukan untuk mencegah penyakit ini sebaiknya kita lebih menjaga diri dari keterpaparan penyakit ini dan
lebih dini untuk memeriksakan diri ke dokter.
Infeksi hepatitis terjadi dengan menyerang salah satu
organ paling penting yaitu hati. Untuk mengurangi keterpaparan infeksi
hepatitis dapat dilakukan usaha-usaha pengobatan yaitu memeriksakan
diri ke dokter, pemberian obat secara rutin, pemberian vaksin, menjalankan pola
hidup sehat, hindari aktifitas berat.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, E. J. (2001). Buku Saku Patofisiologi.
Jakarta: EGC.
Ester, M. (2002). Book of Nursing Diagnosis Edisi 10. Jakarta: EGC.
Smeltzer, S. C. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal. Jakarta:
EGC.
Sudoyo, A. W. (2007). Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam Edisi 4 Jilid 1.
Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Wening, S. (2008). Care Your Self Hepatitis . Jakarta: Penebar
Plus.
download ppt Hepatitis disini
Review: Merkur 34c Sq | Merkur 34C Sq | The Nordic Forum
BalasHapusSo I am looking for the Merkur 34c Sq and its reviews. 메리트 카지노 주소 They are all positive and I don't think 샌즈카지노 the S are the same for 바카라 사이트 the 34c. They all seem to be very
Sloty Casino - Mapyro
BalasHapusDiscover over 1600 slots, poker, and table 안산 출장샵 games at Mapyro! Play & Win free chips & earn 나주 출장안마 rewards 광양 출장안마 points 안양 출장마사지 for casinos across 동해 출장마사지 South America!
Good day everyone, two months ago I was diagnosed with (urethral cancer), which had caused me a great deal of pain and pressure on my bladder. My doctor insisted that there was no other choice but to go under the knife. So everyday I was online searching for herbal medication. I never want to undergo any surgery. so. I have so many testimonies on how they were healed by dr. Imoloa herbal medication. without wasting time i contacted him (dr. Imoloa). on how to get the herbal remedies. I received the herbal package in less than a month, and I followed the steps and procedure on how I should be taking it. and one months later I was scheduled for an ultrasound check: it was shocking. The cancer had completely gone, I had consulted my doctor and canceled the surgery and with your dedicated counseling guidance I managed to completely treat the urethral cancer, along with the pain and anxiety that this condition had inflicted on me. a big thanks to God almighty, thank you Dr. Imoloa for the powerful herbal medication you have to cure people. you reach him on Email- drimolaherbalmademedicine@gmail.com WhatsApp number- +2347081986098.
BalasHapusHow I Got Cured
BalasHapusMy name is Ximena Jimena from Cuba, I want to shares my incredible story of being cured from Herpes and HIV by Dr. Jekawo. After testing positive in 2014, all hope seemed lost until I discovered the cure from Dr. Jekawo. Following his treatment, test results turned out negative, and I am forever grateful for this help. Dr. Jekawo's expertise also extended to curing various health conditions such as HPV, diabetes, epilepsy, and more. I also attests to Dr. Jekawo's success in curing my brother-in-law's diabetes and HPV, providing hope to others who may be struggling with similar conditions. also cure
hpv
Hiv/Aids
epilepsy
sickle cell anaemia
diabetes
Herpes
copd
barrenness
cancer
wart
psoriasis
pityriasis rosea etc.
email: drjekawo@gmail.com
Dr Jekawo also cure my brother in-law diabetes and HPV completely.